Bukan hanya anggota Dewan yang direpotkan dengan ikhwal rebutan kursi. Tiap awal tahun ajaran baru, pasti para orang tua murid disibukkan dengan tradisi rebutan kursi. Para orang berangkat lebih awal dari rumah tidak seperti biasanya, hanya agar anaknya duduk di barisan depan atau minimal di barisan ketiga.
Maksud dari para orang tua mendudukan anaknya di barisan depan adalah agar anaknya konsen terhadap pelajaran yang diberikan oleh sang guru. Lantas bagaimana dengan anak yang lain yang kurang beruntung untuk dapat duduk di depan atau terlambat datang untuk rebutan kursi?
Agaknya tradisi secara pelan-pelan harus dihilangkan. Harus ada pemerataan kesempatan yang sama untuk tiap murid duduk di depan. Rotasi harus dterapkan seperti permainan bola voli tiap pemain mendapatkan hak untuk di depan ataupun melakukan service di belakang.
No comments:
Post a Comment