Responsive Ads Here

Thursday, February 13, 2014

Usman dan Harun : Pahlawan Dwikora

Konfrontasi Indonesia-Malaysia  adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak  yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia  pada tahun 1962-1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya yang lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan perjanjian Manila Accord. Keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia  sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia. Maka dibentuklah sukarelawan untuk dikirim ke negara itu setelah  dikomandokannya Dwikora oleh Presiden Sukarno pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta[1].

Adalah Harun Said dan Usman Hj Mohd Ali, dua anggota KKO (Korps Komando Operasi - sekarang Marinir)   yang diberangkatkan ke Singapura dengan menggunakan perahu karet. Tugasnya adalah menyabotase kepentingan-kepentingan Malaysia dan Singapura.

Kemudian beberapa pengeboman pun terjadi di negara itu, namun pada peristiwa pengeboman MacDonald House (10 Maret  1965) di gedung Hongkong and Shanghai Bank  yang terletak di Orchard Road, Singapura yang membuat tiga orang meninggal dunia dan sedikitnya 33 orang cedera, mereka tertangkap. Pemerintah Singapura mengatakan bahwa Indonesia  mengirimkan orang-orang yang bertujuan menyabotase keadaan di Singapura dan Malaysia. Pengadilan Singapura kemudian memutuskan Keduanya dihukum gantung pada tahun 1968. Setelah mendapatkan penghormatan terakhir dari masyarakat Indonesia di KBRI, pukul 14.00 jenazah diberangkatkan ke lapangan terbang dimana telah menunggu pesawat TNI—AU. yang akan membawa ke Tanah Air.

Usman Janatin bin H. Ali Hasan (lahir di Dukuh Tawangsari, Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, 18 Maret 1943 – meninggal di Singapura, 17 Oktober 1968 pada umur 25 tahun) adalah salah satu dari dua anggota KKO Indonesia yang ditangkap di Singapura pada saat terjadinya Konfrontasi dengan Malaysia.

Tohir bin Said (Lahir di Pulau Bawean tanggal 4 April 1943). Anak ketiga dari Pak Mandar dengan ibu Aswiyani, yang kemudian terkenal menjadi Pahlawan Nasional dengan nama Harun.
 



[1]Koran Fesbuk.Sejarah Usman dan Harun.https://www.facebook.com/notes/koran-fesbuk/sejarah-usman-dan-harun/484406894531.[last accessed:13-02-2014 10:55AM].

No comments:

Post a Comment